Pesan Qur’ani Nanang Fatchurochman di Dies Natalis UIN ke-68
Auditorium Prof. MK. Tadjudin, FK, BERITA Biro AUK Online- Dalam rangkaian Dies Natalis ke-68 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Nanang Fatchurochman, S.H., S.Pd., M.Pd., Kepala Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (AUK) turut memeriahkan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang digelar pada Rabu (20/8/2025) di Auditorium Prof. MK. Tadjudin, Fakultas Kedokteran. Acara ini diikuti oleh mahasiswa UIN Jakarta dengan dewan juri yang terdiri dari para dosen dan qori berpengalaman, yakni Istianah Wahid (Fakultas Dirasat Islamiyah), Dr. Hasani, M.A. (Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir), serta Dasrizal, Qori Internasional.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Nanang Fatchurochman, S.H., S.Pd., M.Pd., hadir sekaligus memberikan sambutan. Ia menekankan bahwa Al-Qur’an harus dibumikan dalam kehidupan nyata, bukan hanya dijadikan slogan atau seremonial.
“Jangan sampai kita silau dengan istilah ‘kembali kepada Al-Qur’an’, Yang terpenting bukan sekadar slogan, melainkan bagaimana kita benar-benar membumikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Membumikan Al-Qur’an berarti mengimplementasikan kandungan ayat-ayat-Nya dalam bentuk kebaikan, saling menghargai, serta mengedepankan cinta dan kasih sayang kepada sesama,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Nanang menegaskan bahwa Al-Qur’an tidak cukup hanya dibaca atau dilombakan. Mahasiswa UIN Jakarta, menurutnya, perlu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai Al-Qur’an dalam setiap langkah hidupnya.
“Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, selain dituntut menguasai ilmu pengetahuan umum, juga perlu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai dasar moral dan spiritual dalam kehidupannya. Dengan begitu, ilmu yang kita miliki akan membawa manfaat, rahmat, dan keberkahan bagi masyarakat luas,” tambahnya.
Secara tidak langsung, Dr. Nanang juga menyampaikan bahwa MTQ bukan hanya wadah kompetisi, tetapi ruang pembentukan karakter Qur’ani bagi mahasiswa. Ia berharap kegiatan ini mampu melahirkan generasi kampus yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga menjadikan Al-Qur’an sebagai spirit kehidupan.
“Dies Natalis bukan sekadar perayaan usia, melainkan momentum meneguhkan jati diri UIN Jakarta sebagai kampus yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai Islam,” pungkasnya.
Dalam sambutan penutupnya, Dr. Nanang juga menekankan bahwa keberhasilan sebuah perguruan tinggi tidak hanya diukur dari prestasi akademik, tetapi juga dari seberapa jauh warganya mampu menghidupkan nilai-nilai Qur’ani.
“Kalau mahasiswa kita bisa menyeimbangkan antara penguasaan ilmu pengetahuan dengan pengamalan Al-Qur’an, maka UIN Jakarta akan benar-benar melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia,” ungkapnya. Ia berharap semangat ini terus tumbuh dan menjadi ciri khas UIN Jakarta dalam melahirkan insan paripurna.
Acara berlangsung khidmat dengan antusiasme tinggi dari peserta. Para mahasiswa tampil percaya diri, sementara dewan juri memberikan apresiasi atas kualitas penampilan mereka. Menurut Dr. Hasani, M.A., kegiatan ini membuktikan bahwa mahasiswa UIN Jakarta memiliki potensi luar biasa dalam seni baca Al-Qur’an. Senada, Dasrizal menambahkan bahwa kompetisi semacam ini penting untuk melahirkan generasi muda Qur’ani yang tidak hanya fasih membaca, tetapi juga mampu menghayati kandungan Al-Qur’an. (MusAm)