RAMADHAN DI TENGAH WABAH CORONA
RAMADHAN DI TENGAH WABAH CORONA
Ramadhan sebagai bulan suci yang penuh rahmat selalu dinanti-nantikan oleh umat Islam. Suasana Ramadhan yang berbeda dari bulan-bulan lainnya selalu memberikan kesan yang menyenangkan bagi setiap insan yang beriman. Tak ayal, Ramadhan tahun ini hadir di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya perubahan aturan sosial. Pun aturan pelaksanaan peribadatan yang berubah dari hari-hari biasanya. Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, Menteri Agama, Fachrul Razi, menerbitkan surat edaran nomor 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Tengah Pandemi Wabah Covid-19. Dalam surat edaran tersebut, Menteri Agama menghimbau agar pelaksanaan peribadatan seperti salat Tarawih, tadarus Alquran, buka puasa, dan makan sahur dilakukan di rumah bersama keluarga. Selain itu, kegiatan-kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar baik di masjid, mushala, maupun di tempat lain agar dihindari atau ditiadakan. Begitu pula dengan kegiatan pesantren kilat, agar ditiadakan kecuali dilaksanakan melalui media elektronik. Wabah Covid-19 telah merenggut ratusan korban dan penularannya sangat masif sehingga pemerintah melarang berbagai kegiatan dengan berkumpulnya orang dalam satu tempat. Bahkan kegiatan mudik yang menjadi tradisi menjelang datangnya hari raya Idul Fitri pun dilarang, semata-mata untuk mencegah penularan yang lebih luas dan lebih besar sehingga dapat mengakibatkan korban meninggal lebih banyak lagi. Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi hampir di seluruh penjuru dunia ini tentu membawa hikmah yang besar. Seperti dilansir beberapa stasiun televisi swasta nasional, di beberapa negara yang melakukan lockdown telah memunculkan fenomena seperti binatang liar yang lalu lalang di jalan raya, orang-orang di sebuah kota tersibuk di India dapat menyaksikan birunya langit karena terbebas dari polusi, dan fenomena lain yang terjadi setelah hiruk-pikuk manusia di luar ruangan sementara waktu dipaksa dihentikan. Boleh jadi Tuhan ingin memperlihatkan betapa serakahnya manusia hingga tidak memberi ruang kepada mahluk lain untuk menikmati dunia. Ramadhan di tengah ganasnya wabah virus corona mestinya tidak menyurutkan umat Islam untuk tetap menjalankan amalan-amalan ibadah meskipun harus dilaksanakan di rumah bersama-sama dengan keluarga. Saatnya kita beribadah bukan karena melihat orang lain melakukannya, atau karena merasa satu keyakinan seperjuangan, tetapi semata-mata karena kebutuhan untuk mendekatkan diri pada Sang Khaliq. Boleh jadi selama ini kita tidak terlalu peduli dengan keluarga kita --istri/suami dan anak-anak-- menjalankan ibadah atau tidak. Kini saatnya kita begitu dekat dengan mereka dalam waktu yang relatif lebih lama, saatnya mengajak mereka beribadah bersama. Semoga wabah ini segera berakhir.